SURABAYA, kabar9.id - KH. Muhammad Iqdam Kholid atau akrab disebut Gus Iqdam mengajak ribuan siswa Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Khadijah untuk mempertahankan identitas santri di tengah tudingan pesantren dianggap feodalis.
Ajakan ini ia ungkapkan di tengah mengisi tausiyah dalam Festival hari santri Khadijah, Rabu (22/10/2025) di komplek sekolah Khadijah Wonokromo.
Menurut Gus Iqdam, nikmat menjadi santri itu harus dipertahankan, karena tidak semua orang bisa jadi santri, orang-orang pilihan, orang yang ditakdirkan oleh Allah yang menjadi santri ini adalah orang pilihan, orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah. Petunjuk dari Allah itu penting, kalau tidak mendapatkan petunjuk dari Allah tidak akan bisa.
"enggak usah sulit-sulit tadi malam saya itu ngaji di Kudus hari santri bersama gubernur Jawa Tengah semisal perjalanan dari Kudus menuju Surabaya, Saya tidak mendapatkan petunjuk entah itu Google mapnya error atau hp-nya error atau mungkin patwalnya itu error juga atau apa pasti yang awalnya mungkin Kudus Surabaya itu sekitar 5 atau 6 jam ini kalau tidak mendapatkan petunjuk bisa berhari-hari, mungkin nanti bingung," Terangnya.
Santri itu, lanjut Gus Iqdam, merupakan orang-orang yang mendapatkan petunjuk sejalan dengan apa yang difirmankan oleh Allah dalam surat al-An'am, orang itu kalau oleh Allah subhanahu wa ta'ala dikehendaki mendapatkan petunjuk maka "yasrah sodrohu lil islam" dia itu hatinya akan diberi dibuka untuk memeluk untuk memahami agama Islam, jadi yang awalnya mungkin masuk Khadijah ini karena paksaan, kalau benar-benar dia itu mendapatkan petunjuk tiba-tiba nyaman, senang menghafal aqidatul awam, senang hafalan surat-surat pendek al-quran, hafalan apapun pokoknya ilmunya Allah. Nah orang seperti itu oleh Allah subhanahu wa ta'ala dibuka untuk memahami agama Islam.
Gus Iqdam juga menyindir pihak luar yang mengkerdilkan santri, melihat orang pakai kopiah dianggap tidak keren, melihat mbak-mbak yang glowing-glowing pakai hijab tidak keren, lihat santri itu nggak keren, lihat santri punya adab sama gurunya dianggap feodalis, lihat santri sama gurunya berhikmah ngalap barokah, tidak keren. Padahal santri itu sangat keren dengan segala akhlak yang diajarkan gurunya.
Gus Iqdam juga berpesan bahwa "tsabatul Ilmi bil mudzakaroh", ilmu itu akan melekat kalau diulang ulang, rajin mempelajarinya. Dan "wabarokatuhu bil hikmah" ilmu ini akan barokah dengan hikmah, melayani orang yang punya ilmu, melayani orang yang mengajarkan ilmu, guru kita masyayikh kita, ulama kita. Kemanfaatan ilmu itu bisa didapatkan ketika gurunya ridho, ketika gurunya bahagia.
"tapi orang yang tidak pernah menjadi santri ada anak hikmah kepada gurunya, melayani gurunya katanya feodal, ada anak bikinin minum meladeni gurunya dan sebagainya ada anak sungkem katanya feodalis, padahal yang menjadikan dia itu jadi mulia, seorang santri itu mulia dan diangkat derajatnya karena dia menghormati guru gurunya, " Pungkasnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Khadijah, Abdullah Sani dalam sambutannya mengatakan, tahun ini ada peningkatan lomba-lomba yang diselenggarakan mulai tingkat TK hingga SMA, diantaranya yang tahun lalu tidak muncul yaitu lomba membaca kitab kuning, namun tahun ini sudah dimulai.
"Harapannya ke depan festival ini semakin ditingkatkan kualitasnya dengan ragam yang bermacam-macam, utamanya yang memiliki nilai-nilai santri, " Ujarnya.
Menurut Sani, Khadijah punya komitmen bahwa kita semua bagian dari santri, sebagai santri tidak hanya membaca kitab dan beribadah, tetapi berpikir secara kritis, berpikir tentang masa depan bangsa Indonesia ini ke depan, dan berakhlakul karimah.
"Sebagai pengurus Khadijah, sangat berharap bahwa anak-anakku semua yang ada di sini akan menjadi calon-calon pemimpin yang akan datang sesuai dengan bidangnya, baik di pemerintahan, di politik mungkin kewirausahaan dan sebagainya, namun semua itu harus didasari dengan iman dan taqwa serta berakhlakul karimah, kalian semua adalah bagian santri untuk itu isilah apa yang ada di diri kalian agar siap menghadapi masa depan dengan sebaik-baiknya, " Jelasnya.
Selain itu, peringatan hari santri yang dilakukan Khadijah ini adalah bagian dari pengingat sejarah bahwa santri merupakan bagian dari bangsa ini, yang memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia. Semua pihak harus tahu bahwa cikal bakal hari pahlawan berangkatnya dari tanggal 22 Oktober, secara nalar secara logika tidak akan terjadi perang 10 November atau hari pahlawan kalau tidak diawali dengan resolusi jihad, jadi cikal bakalnya adalah resolusi jihad yang digagas para ulama, yang saat itu disampaikan bahwa fardhu ain hukumnya bagi pemuda yang radius 90 km dari Surabaya untuk memerangi penjajah.
"Saya titip bahwa rasa jihad rasa perjuangan tetap harus muncul pada jiwa-jiwa santri untuk mengisi kemerdekaan yang akan datang," Ujarnya. Jib

