SURABAYA, kabar9.id - Tak seperti biasanya penuh dengan kemeriahan dan hiburan musik, acara Wisuda Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang digelar pada Sabtu (30/8/2025) kemarin, hanya melantunkan lagu lagu nasional, bahkan di penghujung acara ditutup dengan doa keselamatan bagi bangsa Indonesia. Tak ada lagu musik dan joget bahagia yang kerap dilakukan di setiap wisuda wisuda sebelumnya.
Sikap ini diambil Unesa karena tak bisa lepas dari masih hangatnya aksi demontrasi yang berujung pada aksi anarkis di kota Surabaya dan di seluruh Indonesia. Unesa pun ikut prihatin dengan kondisi yang terjadi di tanah air.
Rektor Unesa , Prof. Nurhasan mengatakan, wisuda yang senyap dan hanya ada lagu kebangsaan ini untuk menumbuhkan cinta tanah air kepada para wisudawan, pihaknya mengakui perlunya tetap menjaga persatuan dan kesatuan, tidak boleh bertengkar satu sama lain sesama warga negara Indonesia.
"Tadi di awal kita turut berbelasungkawa pada saudara kita ketika ada kegiatan di Jakarta mengalami sesuatu yang tidak kita inginkan, harapannya para mahasiswa ikut empati dan menjadi duta yang menyuarakan kedamaian dan keamanan,"
Nurhasan juga mengimbau seluruh mahasiswa, khususnya mahasiswa Unesa yang turut serta dalam aksi, untuk tetap menjaga ketertiban dan menyampaikan aspirasi secara positif.
"Saya harap mahasiswa tidak anarkis, tetap menyampaikan hal-hal yang kondusif dan baik untuk kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.
Dalam wisuda kali ini, Unesa mengukuhkan sebanyak 1.553 Wisudawan jenjang sarjana terapan, sarjana, magister, dan doktor. Nurhasan berharap wisudawan bisa menjadi calon pemimpin masa depan, yang siap membawa perubahan dan menghadirkan dampak bagi lingkungan dan masyarakat dimanapun lulusan nanti berkarier. Jib

