Narasumber acara tersebut, Lika Purnama Ning Wulan mengatakan, Pelatihan Psychological First Aid penting karena memberi bekal buat siswa SMP memahami dan menangani luka psikologis secara mandiri. Di masa remaja, siswa sering menghadapi tekanan baik dari akademis, teman, maupun perubahan diri. Lewat pelatihan ini, mereka belajar mengenali emosi, memahami tahapan duka, dan menggunakan teknik dasar seperti metode RASA (Recognize, Acknowledge, Support, Action).
"Dengan pengetahuan ini, mereka bisa lebih bijak menghadapi masalah, berhenti self-diagnose dari konten sosial media, dan tahu kapan serta bagaimana mencari bantuan,” ungkapnya.
Di setiap sesi, materi disampaikan secara interaktif dengan melibatkan para siswa dalam permainan peran yang mengilustrasikan teknik psychological first aid. Para siswa pun tampak antusias dalam mengikuti kegiatan, terutama ketika diminta untuk berlatih melakukan teknik sederhana seperti mengenali emosi yang muncul saat menghadapi masalah.
Sesi tanya jawab yang diselenggarakan di akhir acara menjadi momen bagi siswa untuk berbagi pengalaman pribadi dan memperoleh solusi dari narasumber mengenai cara-cara mengelola stres serta mengatasi emosi negatif.
Pelatihan ini berguna agar anak-anak mengetahui apa yang dapat mereka lakukan jika mereka berada dalam kondisi psikologis yang kurang baik. Sasaran utamanya pasti untuk diri sendiri, dan mungkin nantinya juga dapat diaplikasikan ke orang terdekat di sekitarnya.
Pemahaman siswa tentang kesehatan mental diharapkan tidak hanya membantu mereka menghadapi tekanan sehari-hari, namun juga mendorong mereka menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap kondisi teman-temannya di sekolah.
Setelah seminar utama selesai, acara dilanjutkan dengan sesi praktik eksklusif yang diikuti oleh perwakilan dua siswa dari setiap kelas 7, 8, dan 9. Dalam sesi ini, para siswa terpilih memperoleh pendampingan langsung dari narasumber untuk mempraktikkan teknik dasar psychological first aid yang telah dipelajari. Melalui demonstrasi ini, siswa belajar menerapkan metode seperti mengenali emosi, mengidentifikasi tahap-tahap duka, dan memberikan dukungan sederhana bagi teman-teman mereka yang mungkin sedang menghadapi tekanan. Nantinya, ilmu ini akan mereka bagikan kepada rekan-rekan sekelas masing-masing dalam sesi berbagi pengalaman di kelas. Jib/rls