Libur akhir pekan ini Sabtu (15/6/2024) dan Minggu (16/6/2024), menjadi kesempatan berharga bagi umat Islam Indonesia, pasalnya pada dua hari tersebut berbarengan dengan tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, kesempatan terbaik untuk menunaikan ibadah sunnah puasa Tarwiyah dan Arofah di saat libur bekerja.
Ustadz Muhammad Najib, anggota Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kota Surabaya menjelaskan, Puasa Tarwiyah merupakan puasa yang dilakukan tepat tanggal 8 Dzulhijjah atau bertepatan dengan jamaah haji melakukan mabit di Mina, sedangkan puasa Arafah bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah, bersamaan saat itu para jamaah haji melakukan ibadah wukuf di Arafah.
Jika para jamaah haji mempunyai kesempatan beribadah langsung di Makkah Al Mukarromah, maka bagi mereka yang tidak bisa berhaji mempunyai kesempatan melakukan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah, agar bisa merasakan kenikmatan sebagaimana para jamaah haji.
Nama puasa Tarwiyah sendiri juga tidak bisa lepas dari peristiwa agung yang terjadi pada Nabi Ibrahim Alaihissalam, saat itu bermimpi diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anaknya Ismail Alaihissalam, ketika bangun nabi Ibrahim merenung dan memikirkan apakah benar mimpi itu adalah dari Allah, makanya disebut dengan Tarwiyah artinya merenung.
Sedangkan Arafah juga tidak lepas dari mimpi kedua dari nabi Ibrahim, setelah bangun dari mimpi yang sama diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anaknya, nabi Ibrahim mengetahui dan paham bahwa mimpi tersebut memang dari Allah subhanahu wa ta'ala, makanya disebut Arafah yang artinya mengetahui, Ibrahim mengetahui bahwa mimpi tersebut dari Allah.
Dalam hadis Nabi disebutkan, puasa Tarwiyah memiliki keutamaan menghapus dosa setahun, sedangkan puasa Arafah memiliki keutamaan atau Fadilah menghapus dosa 2 tahun, setahun yang lewat dan setahun yang akan datang.
صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ
Artinya: "Puasa hari Tarwiyah bisa menghapus dosa setahun. Sedangkan puasa hari Arafah bisa menghapus dosa dua tahun." (HR Ibnu Abbas dan Ibnun Najjar dalam Jam'ul Jawami').
Lalu bagaimana niat untuk berpuasa tersebut? niatnya untuk puasa Tarwiyah adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Artinya: saya niat puasa sunnah tarwiyah karena Allah Ta'ala
Sedangkan untuk puasa Arofah adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Artinya: saya niat puasa sunnah Arofah karena Allah Ta'ala
Ustad Najib menjelaskan, karena kedua puasa tersebut termasuk puasa sunnah, maka ketika kita di malam hari lupa untuk berniat puasa, tetap diperbolehkan berniat puasa di pagi harinya hingga menjelang waktu dhuhur, asalkan dalam rentang waktu tersebut orang yang mau puasa itu tidak makan dan minum ataupun bersetubuh atau hal lain yang membatalkan puasa.
Jadi, Kapan lagi ada kesempatan baik bagi kita untuk berpuasa di saat libur bekerja seperti saat ini.